Aku lahir di Medan, kota dari mana penyanyi-penyanyi hebat Indonesia berasal. Aku anak ke enam dari Ayah yang berprofesi sebagai guru dan Ibu sebagai IRT. Aku mulai menyukai musik di umur 6 tahun, lagu India adalah musik yang paling sering aku dengar karena pada masa itu film India sedang populer di Indonesia. Aku dan saudara-saudaraku, sama seperti remaja lain yang seumuran, menyukai film India; walau aku tidak mengerti filmnya, aku sangat menikmati musiknya. Aku mendengarkan musiknya setiap hari hingga akhirnya aku mulai mengikuti nyanyian dan tariannya. Dan ternyata aku cukup bagus untuk menyanyikannya.
Ketika mulai masuk sekolah dasar, bakat menyanyiku disadari oleh kakak perempuanku (Kak Emma) sehingga ia beriniasiatif untuk membelikan kaset lagu-lagu untuk aku dengarkan. Lagu dari penyanyi Shakira dan Whitney Houston menjadi lagu favorit kak Emma yang diturunkan kepadaku di saat itu. Aku mulai menyukai dan menyanyikannya hingga mengikuti gaya-gaya mereka dalam bernyanyi. Aku menjadi sering mengkhayal, dalam khayalanku pada saat itu, aku harus bisa seperti mereka, menjadi seorang penyanyi yang karyanya dinikmati banyak orang. Disisi lain Kak Emma mulai serius dengan bakat yang kumiliki. Ia mengikutkanku pada kelas vocal dan berbagai perlombaan menyanyi. Namun pengalamanku di bidang menyanyi ini langsung diawali dengan berkali-kali kegagalan. Untuk menjadi juara disetiap lomba menyanyi yang diadakan di daerah asalku sangatlah sulit dikarenakan banyak peserta yang luar biasa skill bernyanyinya. Belum lagi tekanan dari guru vocal yang cukup keras karena kegagalanku sempat membuatku down.
Di usiaku yang masih kecil aku hanya bisa menangis setiap aku gagal atau saat tekanan datang padaku. Waktu itu Aku belum bisa introspeksi diri. Namun aku punya rasa penasaran yang besar. Aku mulai belajar lebih luas lagi dengan memperhatikan cara orang bernyanyi, salah satu orang yang kuperhatikan adalah guru vocalku yang merupakan pemenang lomba menyanyi tingkat nasional pada masa itu. Cara dia bernyanyi sangat memotivasiku, aku ingin bisa sebagus dia. Aku menjadi semakin sering bertanya kepada penyanyi-penyanyi bagus seperti dia tentang apa kekuranganku dan bagaimana aku seharusnya. Kata yang paling aku ingat adalah YAKIN. Iya, kita harus selalu yakin sama kemampuan yang kita miliki. Keyakinanku itu membuatku tidak pernah bosan untuk bernyanyi dan mengikuti perlombaan.
Pada masa SMA, Aku mengikuti kontes menyanyi tingkat provinsi. Dengan cukup banyaknya pengalaman kegagalan yang kumiliki, aku mulai lebih mempersiapkan konsepnya dengan detail. Mulai dari lagu yang akan kubawakan, aksi panggung yang akan kutampilkan, kostum yang aku kenakan serta mental yang kuat. Namun ternyata konsep saja tidak cukup, aku juga memerlukan modal. Dengan background-ku yang berasal dari keluarga yang sangat sederhana, mengeluarkan dana untuk keperluan bakatku sangatlah sulit. Untung saja, ibuku yakin kepadaku dan rela menyisihkan uang bulanan untuk kemajuanku. Aku sangat terbantu dengan uang yang diberikan Ibuku. Aku berfikir aku tidak boleh kalah, aku harus menang dan mengganti uang ibuku. Setiap hari aku berlatih bernyanyi dan memikirkan aksi panggung sebelum perlombaan dimulai. Dan YA, aku menang juara satu di perlombaan tingkat provinsi. Hal yang pertama aku rasakan saat itu adalah LEGA. Tentu saja lega, Karena membayangkan kegagalan-kegagalanku sebelumnya dan memikirkan biaya yang telah aku gunakan untuk mengikuti perlombaan tersebut.
Semenjak itu keyakinanku makin bertambah dan aku semakin percaya diri dalam bernyanyi dan berani mengikuti ajang pencarian bakat yang diadakan TV nasional. Aku mulai mengikuti audisi, tapi untuk lolos sangatlah sulit. Aku cukup kenyang dengan pengalamanku mengikuti ajang pencarian bakat. Mulai dari audisi Indonesian’s got talent 2010, Indonesia Mencari Bakat 2010, Indonesian Idol 2012, dan hasilnya semua gagal. Pernah sekali aku masuk dalam grup Vocal untuk mengikuti audisi X Factor 2012. Saat itu Grup kami lolos untuk mengikuti audisi di Jakarta dengan Juri utama Ahmad Dhani, Bebi Romeo, Anggun dan Rossa. Namun, sebelum pergi ke Jakarta aku mengundurkan diri. Banyak yang menyayangkan kejadian itu. Kenapa aku mengundurkan diri? Masalahnya sebenarnya ada pada diriku sendiri. Aku memiliki kekurangan, aku sering merasa kurang percaya diri yang menyebabkanku selalu minder. Kepribadianku yang introvert menyebabkanku kurang bisa berbaur di keramaian, sehingga sering dikatakan sombong, aku juga kurang pandai berbicara, dan pendapat dariku sering diabaikan karena kurang lihainya aku dalam berkomunikasi. Hubunganku dengan grupku pun menjadi tidak baik. Itu sebabnya aku mundur dan merelakan grup vocalku maju tanpaku.
Perjuanganku dalam bernyanyi tidak berhenti sampai disitu. Aku mengikuti audisi lainnya, yaitu Indonesian Idol 2014. Sebelum mengikuti audisi aku bekerja menjadi penyanyi regular café dan penyanyi electone agar aku bisa membeli kostum untuk audisi. Pada saat itu aku masih sering buka tutup Jilbab. Sampai akhirnya aku niatkan untuk tetap berjilbab walaupun saat itu jarang penyanyi berhijab. Aku membeli kostum yang masih sesuai dengan perempuan berjilbab dan saat itu warna yang aku pilih adalah Hijau. Tiba di hari audisi, antrian sudah terlihat sangat panjang. Aku mulai mengambil nomor antrian dan menunggu sangat lama. Ketika giliranku tiba, aku masuk ruangan dan yang pertama di komentarin adalah warna Kostum aku yang disukai Anang Hermansyah yang merupakan salah satu jurinya. Aku merasa sangat senang, Andai saja dia tau perjuanganku mendapatkan kostum tersebut. Saat itu aku membawakan laga Man Down dari penyanyi Rihanna. Para juri sangat senang dengan penampilanku dan Aku pun mendapatkan Golden Ticket untuk mengikuti babak selanjutnya. Tidak disangka penampilanku di audisi itu juga banyak disukai oleh orang yang menontonnya bahkan viewers Youtubenya banyak dan hingga saat ini mencapai 3.3Jt views. Aku pun mulai dikenal banyak orang, tidak sedikit yang mendukungku agar bisa lolos audisi selanjutnya. Terbukti dengan terbentuknya Ineversal (Nama Fanbase Indah Nevertari).
Inev saat audisi Indonesian Idol di tahun 2014
Aku merasa puas dan bangga yang kemudian lagi-lagi menjadi kesedihan. Aku gagal masuk 100 besar. Juri tidak menyukai penampilanku. Kegagalan saat itu terasa sangat berbeda dan sangat berat dari sebelumnya. Yang tadinya aku merasa yakin dan percaya diri bisa lolos karena sudah dikenal banyak orang Karena penampilan di Audisi saat itu, tiba-tiba ternyata asumsiku salah, aku lagi-lagi gagal. Bahkan ada yang mentertawakan kegagalanku saat itu. Terlintas dalam pikiranku, mengapa aku ketika sudah hampir mendapatkan impianku tiba-tiba gagal begitu saja. Apa yang salah dariku? Dan yah, aku teringat ketika aku lolos audisi pertama aku terlalu puas, bahkan aku sempat mengeluh dalam hati ketika menunggu giliran audisi kedua karena sampai tengah malam. Aku berkata dalam hati “Audisinya kok gini sekali ya, mending gak usah deh audisi”. Pikiran negatif hasilnya pun negatif.
Setelah introspeksi diri, Aku mencoba mengumpulkan kembali keberanianku dan merencanakan untuk Ikut audisi X factor season kedua. Namun dikarenakan banyaknya kegagalan yang aku alami Ayahku memintaku untuk berhenti bernyanyi dan fokus kuliah apalagi background Ayahku yang seorang Guru tentunya ingin anaknya berpendidikan tinggi. Itu membuatku berfikir apakah aku memang harus berhenti bernyanyi. Namun berbeda dengan Ayahku, Ibuku masih semangat dan yakin terhadap kemampuanku. sehingga aku semangat untuk mendapatkan impianku sejak kecil.
Selagi mempersiapkan untuk ikut audisi X Factor season kedua, ternyata aku mendapatkan info bahwa akan segera hadir ajang pencarian bakat Rising Star Indonesia. Akupun mengikuti audisi dengan membawakan lagu Gangsta-Kat Dahlia. Aku lolos audisi dan mendapat respon dari penyanyi aslinya yang tidak menyangka lagunya bisa dibawakan sebagai lagu untuk audisi dengan sangat baik. Minggu ke minggu aku selalu lolos kebabak selanjutnya dan memenangkan kompetisinya sebagai Juara 1. Ketika namaku disebut sebagai pemenang, aku hanya terdiam dan perlahan tersenyum lebar tanpa bisa berkata apa-apa.Bagi sebagian orang termasuk pendukungku bingung dan sempat bertanya kenapa aku tidak senang ketika namaku keluar sebagai pemenang. Itu Karena aku masih belum menyangka, masih terasa kesedihan ketika gagal di Indonesian Idol. Allah menggantinya dengan tunai dengan memposisikanku langsung di Posisi juara 1.
Indah saat audisi Rising Star Indonesia Season 2
Pelajaran yang bisa aku ambil dalam hal ini adalah kita harus selalu Berdoa, jangan takut mewujudkan mimpi, yakin pada diri sendiri, focus dalam mengejar cita-cita, tetap berfikir positif, jangan pernah mengeluh dan jangan putus asa. Semoga aku juga masih bisa menerapkannya untuk karirku kedepannya karena masalah akan selalu ada dan tinggal bagaimana kita menghadapinya.
Inez di single pertamanya setelah Rising Star Indonesia
***
Tentang Penulis
Indah Nevertari atau Inev adalah seorang penyanyi, pemenang dari Rising Star Indonesia Season 2. Inez juga pemegang gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
Editor: Asih